Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Studi Kelayakan Software Rumah Sakit - II

Studi Kelayakan Bisnis

Dalam perkembangannya, Rumah Sakit harus terus mampu berbenah meningkatkan daya saing, minimal mampu mempertahankan status sebagai tempat tujuan masyarakat sekitar, memperoleh pelayanan kesehatannya. 

studi kelayakan software rumah sakitLoyalitas masyarakat sekitar rumah sakit, secara otomatis terbentuk, apabila secara rutin informasi peningkatan kualitas pelayanan sampai kepada mereka, otomatis terbentuk isu positif, kebutuhan mereka mendapatkan perhatian dan diutamakan, peningkatan fasilitas kenyamanan, fasilitas keamanan, peningkatan faktor efisiensi dan efektifitas kunjungan berobat (semakin berkesan nyaman, aman, murah dan tidak ribet).

Sangat baik apabila Rumah Sakit mampu mewujudkan faktor kesan nyaman, aman, murah dan tidak ribet, demi memenuhi kepuasan pelanggan, namun hal ini baru memenuhi sisi kepuasan kebutuhan pelanggan, bagaimana sisi lain?, disamping kebutuhan pelanggan, terdapat tenaga kerja yang melayani pelanggan, dan pihak ketiga pendukung operasional pelayanan pelanggan.

Faktor nyaman, aman, murah dan tidak ribet, tidak hanya sisi fisik perencanaan bangunan, melainkan bagaimana mereka bisa bekerja efisien dan efektif?, ketersediaan alat bantu memudahkan mereka bekerja maksimal, adalah jawabannya. Kebutuhan alat bantu operasional Rumah Sakit, yakni ketersediaan sistem software rumah sakit.


Software Rumah Sakit adalah alat bantu operasional Rumah Sakit, berupa perangkat lunak komputer (software), sebagai wujud nyata implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu tatanan berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi, sebagai tolok ukur kegiatan operasional dan manajerial rumah sakit.

Seberapa penting alat bantu ini bagi Rumah Sakit?, tergantung tujuan dan sudut pandang manfaatnya, sehingga investasi biaya pengadaan, sesuai nilai manfaat yang dirasakan oleh manajemen rumah sakit.


Hal dibawah ini, mencoba memberikan penjelasan kelayakan tersedianya software rumah sakit.

Diatas disinggung penjelasan sistem informasi manajemen rumah sakit, yakni tatanan alir proses pelayanan kesehatan, untuk pedoman pelaksanaan semua jajaran manajemen rumah sakit, dan para petugas pelaksana lapangan.

Tatanan alir proses yang berurusan pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa dan penyajian informasi kinerja operasional rumah sakit, diwujudkan oleh alat bantu komputer, sederhananya diharapkan semua tatanan alur proses tadi telah berada dalam program komputer, sehingga hal-hal berkaitan pekerjaan manual diminimalisir, sehingga efektifitas jam kerja dan efisiensi proses, dapat terwujud. Tatanan alir proses mana bisa di-komputerisasi-kan?. jawabannya kembali kepada tingkat kebutuhan operasional manajemen rumah sakit tersebut.

Institusi Rumah Sakit, dipastikan memiliki tatanan alir standar operasional prosedur, namun kenyataannya, standar operasional prosedur masing-masing rumah sakit berbeda-beda, namun semakin lama perbedaan dirasakan akan semakin mengerucut, kepada keharusan Rumah Sakit mengikuti aturan main yang ditetapkan Pemerintah.

Tatanan alir proses standar operasional prosedur Rumah Sakit, dipastikan tidak terlepas dari inti jawaban "Bagaimana mengelola kompleksitas kerumitan operasional rumah sakit?".


Tiga Bidang Utama Operasional Rumah Sakit

*    Pengelolaan Informasi Medis Pasien. 
*    Pengelolaan Persediaan Barang.
*    Pengelolaan Keuangan.

1.   Pengelolaan Informasi Medis Pasien.

      *     pengelolaan data identitas pasien, dan data identitas penjamin biaya rawatnya.

      *     pengelolaan data unit pelayanan, dan data para operator pelaksananya.

      *     pengelolaan data kunjungan pasien (rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap).

      *     pengelolaan data semua catatan medis pasien, mulai catatan medis saat daftar, dan memperoleh diagnosa, hingga catatan medis saat pasien memiliki status selesai rawat (sembuh pulang, dirujuk atau meninggal dunia).

2.   Pengelolaan Persediaan Barang.

      *     pengelolaan data identitas barang, meliputi kemasan, ketersediaan stok minimum / maksimum, dan jumlah stok akhir, pada masing-masing unit kerja pelayanan.

      *     pengelolaan data permintaan stok semua unit kerja.

      *     pengelolaan data perencanaan pengadaan stok.

      *     pengelolaan data tatanan penerbitan pemesanan stok - PO (purchase order).

      *     pengelolaan data saat ada pengiriman barang dari pihak pemasok (supplier).

      *     pengelolaan data distribusi stok, ke semua unit kerja.

      *     pengelolaan data pemakaian stok barang, pada masing-masing unit kerja.

3.   Pengelolaan Keuangan.

      *     pengelolaan data tarif standar pelayanan, tarif paket pelayanan, hingga tarif khusus pasien jaminan.

      *     pengelolaan data penerbitan biaya jasa, di semua unit kerja pelayanan.

      *     pengelolaan data penerimaan pembayaran biaya jasa bagi pasien tunai.

      *     pengelolaan data penerbitan tagihan biaya ke penjamin biaya, bagi pasien jaminan.

      *     pengelolaan data tatanan penerbitan biaya dan pembayaran jasa medik dokter.

      *     pengelolaan data tatanan penerbitan dan pembayaran hutang ke pemasok (supplier).

      *     pengelolaan penerbitan laporan keuangan, semua transaksi harian menyangkut masalah keuangan.

Institusi Rumah Sakit, tidak bisa lepas dari tatanan internal meliputi tiga bidang utama diatas, lebih lengkap lagi, apabila ditambah bidang pengelolaan data inventaris, dan bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM).

Nah ... kompleksitas pengelolaan operasional rumah sakit, dapat lebih ringan, lebih mudah, apabila pengelolaannya, dibantu software rumah sakit. Kelayakan apa penting diketahui, sehingga rumah sakit memetik manfaat dari ketersediaan software rumah sakit?.

Studi kelayakan investasi software rumah sakit

Saat melakukan investasi software rumah sakit, harus mengacu pada 5 (lima) kelayakan, diantaranya :
*   Kelayakan Hukum dan Peraturan.
*   Kelayakan Operasional.
*   Kelayakan Jadwal Waktu.
*   Kelayakan Teknis.
*   Kelayakan Ekonomi.

1.  Kelayakan Hukum dan Peraturan.

     Hukum dan peraturan merupakan kebutuhan kelayakan dasar yang harus dipenuhi, mulai pembangunan rumah sakit, dan seterusnya, hal ini berlaku bagi semua produk alat bantu operasional rumah sakit, apakah produk tersebut telah mengikuti pedoman hukum dan peraturan, atau tidak?.

     Kelayakan hukum dan peraturan, software rumah sakit harus berdasarkan pedoman Sistem Pelaporan Rumah Sakit, terus diadakan revisi perbaikan oleh Departemen Kesehatan, fasilitas kemudahan penerbitan sistem pelaporan harus sesuai buku pedoman tersebut. Revisi terakhir adalah sistem pelaporan RL1 sampai dengan RL6.



2.  Kelayakan Operasional.

     Dari sisi kelayakan operasional, software rumah sakit harus memiliki fasilitas menangani minimal 3 (tiga) bidang utama operasional rumah sakit, seperti dijelaskan diatas.


3.  Kelayakan Jadwal Waktu.

      Pada saat implementasi, software rumah sakit harus sudah siap implementasi, bukan dalam tahap pembuatan produk, produk sudah teruji, bukan produk tahap coba-coba, agar kelayakan jadwal waktu pelaksanaan implementasi tidak melebihi maksimal 4 (empat) bulan, dengan komposisi, sebagai berikut :

     *  bulan pertama dan kedua, jadwal pengumpulan master data, jadwal test produk, dan jadwal penyesuaian produk, terhadap beragam format kebutuhan internal.

     *  bulan ketiga dan keempat, jadwal training dan test operasional.


4.  Kelayakan Teknis.

      Saat ini, kelayakan teknis ketersediaan spesifikasi perangkat komputer (Hardware) dan perangkat jaringan (Network), sudah layak dan semakin canggih.

     Ketersediaan kelayakan teknis kedua infrastruktur canggih tersebut, diharapkan harus dibarengi kecanggihan kehandalan produk software rumah sakit, secara teknis produk harus mampu dan tetap layak membantu operasional secara handal, minimal jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun kedepan.


     Untuk mengukur nilai kelayakan teknis ini, dengan melihat pengalaman produk tersebut, sudah mampu berapa lama membantu operasional rumah sakit lain, jika perlu peninjauan lapangan untuk mengetahui kinerja produk secara langsung.



5.  Kelayakan Ekonomi.

     Peninjauan kelayakan ekonomi bersifat relatif, acuan yang dipegang adalah bahwa "apakah nilai manfaat bisa menutup biaya investasi?, dan berapa lama modal investasi dirasakan sepadan (balik modal)?". 

     Kelayakan ekonomi software rumah sakit harus ditinjau dari perbandingan antara besaran nilai investasi pengadaan dengan nilai manfaat produk, karena tujuan investasi adalah agar operasional harian rumah sakit menjadi lebih baik, lebih efisien dan lebih mudah, maka harus dilihat dari sisi manfaatnya. 

Untuk melihat nilai manfaat, maka harus ada parameter pengukur manfaat, dalam hal ini parameter pengukur manfaat adalah bahwa produk memiliki manfaat sebagai alat bantu operasional, yang artinya, seberapa besar volume kinerja operasional rumah sakit dapat ditangani dengan lebih baik, lebih efisien dan lebih mudah?.


Tolok ukur diambil dari tiga bidang utama operasional rumah sakit diatas dan banyaknya unit kerja pelayanan rumah sakit, serta besaran rata-rata kunjungan pasien harian selama 1 (satu) tahun, sebagai ilustrasi misalnya rumah sakit, memiliki 10 unit pelayanan, rata-rata kunjungan harian per masing-masing unit pelayanan, sebanyak 20 kunjungan, dan setiap kunjungan pasien diambil rata-rata terjadi 2 transaksi pelayanan.

Sebelum menghitung manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, maka harus diberikan nilai besaran manfaat setiap transaksi, artinya diberi angka besaran berapa?, jika manfaat produk semakin lebih baik, lebih efisien dibandingkan nilai terjadinya transaksi yang sama saat belum menggunakan software rumah sakit. 


Bagaimana tingkat kemudahan memperoleh informasi yang dibutuhkan, sesudah menggunakan produk, nah ... tingkat manfaat kemudahan tersebut diberikan angka rupiah sebagai harga manfaat. 
Dari data contoh diatas, dapat dihitung (dibatasi cukup tiga contoh transaksi saja) :



1.   Nilai manfaat langsung.

     *  Apabila pencegahan kesalahan setiap transaksi, diberikan harga manfaat sebesar Rp.500,- (lima ratus rupiah), maka :

        12 bulan x 30 hari x 10 unit x 20 kunjungan x 2 transaksi x Rp. 500,-   =   Rp. 72 juta.

     *  Apabila kecepatan pencatatan setiap transaksi, diberikan harga manfaat sebesar Rp. 500,- 
 (lima ratus rupiah), maka :

        12 bulan x 30 hari x 10 unit x 20 kunjungan x 2 transaksi x Rp. 500,-   =   Rp. 72 juta.


     *  Apabila setiap kemudahan memperoleh penyajian informasi kinerja operasional harian pada setiap unit kerja pelayanan, diberikan harga manfaat sebesar Rp. 100.000,-  (seratus ribu rupiah) per hari, maka :

        12 bulan x 30 hari x 10 unit x Rp. 100.000,-   =   Rp. 360 juta.


2.   Nilai manfaat tidak langsung.

     * Apabila kepuasan semua pelanggan perhari setara dengan nilai manfaat sebesar Rp. 1 juta (satu juta rupiah), maka :

        12 bulan x 30 hari x Rp. 1 juta,-   =   Rp. 360 juta.

     * Apabila terbentuknya tertib administrasi di semua unit kerja pelayanan perhari setara dengan nilai Rp. 1 juta (satu juta rupiah), maka :

        12 bulan x 30 hari x Rp. 1 juta,-   =   Rp. 360 juta.

Nilai manfaat langsung dan tidak langsung diatas, mengambil nilai manfaat sangat murah dan hanya diambil 3 transaksi saja, sudah diperoleh nilai manfaat sebesar Rp 1,224 milyar pada tahun pertama operasional, belum di-kumulatif-kan apabila produk sistem software rumah sakit, mampu tetap handal membantu operasional rumah sakit selama 25 tahun kedepan. 


Informasi bahwa nilai investasi software rumah sakit - marsonline - amat sangat jauh dibandingkan dengan nilai manfaat diatas.



Kesimpulan :

Nilai manfaat operasional tahun pertama, sudah mampu menutup angka nilai investasi pengadaan produk software rumah sakit.

Baca : Daftar Isi Blog Software Rumah Sakit

Semoga bermanfaat.